RSS

Arsip Tag: pahlawan

Biografi Bung Tomo

bung tomo, pahlawan, biografiSutomo atau Bung Tomo lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920, Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 24, 2012 inci Tokoh

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pemuda dan Masa Depan Negara

Pemuda dan Masa Depan Negara

Diskursus mengenai peran pemuda dalam membangun sebuah negara tidak akan pernah dikenal habisnya. Pepatah “pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan” tampak sudah mendarah daging dalam segala bentuk perjuangan pemuda di mana pun ia berada. Ketika pemuda ia berkarya, berjuang dan berkorban untuk negara, dan ketika ia semakin matang dan dewasa, negara memberikan kesempatan baginya untuk mengabdikan diri sebagai “pelayan negara”.

Tak pelak, gairah perjuangan pemuda selalu hidup dan menghidupkan romantika perjuangan dan juga perubahan di segala penjuru dunia. Pemuda lah yang menggagas perubahan, mendorong kebuntuan, dan menemukan sebuah solusi atas tantangan negara bahkan dunia. Kata “pemuda” akan membuat orang berpikir tentang energi yang berlebih, semangat yang membara, kekuatan yang tiada habisnya, daya kreasi yang tak pernah terhenti, dan generasi untuk kepemimpinan negara di masa depan.

Pemuda memiliki semangat pergerakan yang membara dalam jiwa. Hal inilah yang sebenarnya menjadi salah satu alasan mengapa pemuda memiliki peran yang penting dalam masyarakat. Karena semangat pergerakan mereka yang jika dilaksanakan dalam rute yang positif akan menciptakan perubahan-perubahan, serta pengaruh dalam masyarakat, sehingga tercipta pula tatanan yang baik. Peran pemuda itu sendiri dapat sebagai subjek penggerak perubahan, pencipta ide kreatif, sekaligus objek yang akan menjadi contoh nyata dalam perubahan tersebut.

Sejarah mencatat ini dengan sangat baik, bagaimana pemuda tangguh bernama Christopher Colombus menembus samudra atlantik dan menemukan benua Amerika yang kini bahkan menjadi pemimpin peradaban dunia. Atau bagaimana seorang Aung Sang Suu Kyi, seorang pejuang demokrasi di Myanmar, berjuang dengan penuh kesabaran, tak mengenal kata “menyerah atau berhenti” dalam memperjuangkan hak-hak bagi rakyat Myanmar yang ia cintai.

Nelson Mandela dari Afrika Selatan juga memberikan sebuah catatan sejarah yang sangat mengangumkan, tokoh anti-apartheid ini rela meninggalkan kehidupan normalnya dan lebih memilih untuk me-wakaf-kan dirinya untuk bangsanya yang terjajah oleh orang kulit putih. Dan tentunya kita semua sama-sama mengenal Ir.Soekarno, seorang yang lebih memilih untuk berkorban untuk Indonesia , bermimpi akan menjadi Presiden Indonesia, meski saat itu “Republik bernama Indonesia” belumlah lahir.

Apa kesamaan yang mereka miliki  ? Read the rest of this entry »

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada April 17, 2012 inci Kutipan Boleh Juga, Membangun Peradaban

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Biografi Jendral Sudirman

Jendral Besar Soedirman (Ejaan Soewandi: Sudirman) (lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. enderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini. Read the rest of this entry »
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 15, 2012 inci Kutipan Boleh Juga, Tokoh

 

Tag: , , , , , , , , , , , , ,

BUYA HAMKA

Surat itu pendek. Ditulis oleh Hamka dan ditujukan pada Menteri Agama RI Letjen. H. Alamsyah Ratuperwiranegara. Tertanggal 21 Mei 1981, isinya pemberitahuan bahwa sesuai dengan ucapan yang disampaikannya pada pertemuan Menteri Agama dengan pimpinan MUI pada 23 April, Hamka telah meletakkan jabatan sebagai Ketua Umum Majeiis Ulama Indonesia (MUI).

Buat banyak orang pengunduran diri Hamka sebagai Ketua Umum MUI mengagetkan. Timbul bermacam dugaan tentang alasan dan latar belakangnya. Agaknya sadar akan kemungkinan percik gelombang yang ditimbulkannya, pemerintah dalam pernyataannya mengharapkan agar mundurnya Hamka “jangan sampai dipergunakan golongan tertentu untuk merusak kesatuan dan persatuan bangsa, apalagi merusak umat lslam sendiri.”

Kenapa Hamka mengundurkan diri? Hamka sendiri  mengungkapkan pada pers, pengunduran dirinya disebabkan oleh fatwa MUI 7 Maret 1981. Fatwa yang dibuat Komisi Fatwa MUI tersebut pokok isinya mengharapkan umat Islam mengikuti upacara Natal, meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa. Menurut K.H.M. Syukri Ghozali, Ketua Komisi Fatwa MUI, fatwa tersebut sebetulnya dibuat untuk menentukan langkah bagi Departemen Agama dalam hal umat Islam. “Jadi seharusnya memang tidak perlu bocor keluar,” katanya.

Fatwa ini kemudian dikirim pada 27 Maret pada pengurus MUI di daerah-daerah. Bagaimanapun, harian Pelita 5 Mei 1981 memuat fatwa tersebut, yang mengutipnya dari Buletin Majelis Ulama no. 3/April 1981. Buletin yang dicetak 300 eksemplar ternyata juga beredar pada mereka yang bukan pengurus MUI. Yang menarik, sehari setelah tersiarnya fatwa itu, dimuat pula surat pencabutan kembali beredarnya fatwa tersebut. Surat keputusan bertanggal 30 April 1981 itu ditandatangani oleh Prof. Dr. Hamka dan H. Burhani Tjokrohandoko selaku Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI.

Menurut SK yang sama, pada dasarnya menghadiri perayaan antar agama adalah wajar, terkecuali yang bersifat peribadatan, antara lain Misa, Kebaktian dan sejenisnya. Bagi seorang Islam tidak ada halangan untuk semata-mata hadir dalam rangka menghormati undangan pemeluk agama lain dalam upacara yang bersifat seremonial, bukan ritual. Tapi bila itu soalnya, kenapa heboh? Rupanya “bocor”nya Fatwa MUI 7 Maret itu konon sempat menyudutkan Menteri Agama Alamsyah. Hingga, menurut sebuah sumber, dalam pertemuannya dengan pimpinan MUI di Departemen Agama 23 April, Alamsyah sempat menyatakan bersedia berhenti sebagai Menteri. Kejengkelan Menteri Agama agaknya beralasan juga. Sebab rupanya di samping atas desakan masyarakat, fatwa itu juga dibuat atas permintaan Departemen Agama. “Menteri Agama secara resmi memang meminta fatwa itu yang selanjutnya akan dibicarakan dulu dengan pihak agama lain. Kemudian sebelum disebarluaskan Menteri akan membuat dulu petunjuk pelaksanaannya,” kata E.Z. Muttaqien, salah satu Ketua MUI.

Ternyata fatwa itu keburu bocor dan heboh pun mulai. Melihat keadaan Menteri itu, Hamka kemudian minta iin berbicara dan berkata, menurut seorang yang hadir, “Tidak tepat kalau saudara Menteri yang harus berhenti. Itu berarti gunung yang harus runtuh.” Kemudian inilah yang terjadi: Hamka yang mengundurkan diri. “Tidak logis apabila Menteri Agama yang berhenti. Sayalah yang bertanggungjawab atas beredarnya fatwa tersebut …. Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 15, 2012 inci Kutipan Boleh Juga, Tokoh

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Sebuah Kenangan Atas Cinta

kita saudaraTiap pahlawan punya kisahnya sendiri.

Di perang Uhud, ketika tubuhnya memerisai Rasulullah dan tujuh puluh luka berlomba menguras darahnya, Thalhah ibn ‘Ubaidillah berdoa sambil menggigit bibir. “Rabbii”, begitu lirihnya, “Khudz bidaamii hadzal yauum, hattaa tardhaa. Ya Allah, ambil darahku hari ini sekehendakMu hingga Engkau ridha.” Tombak, pedang, dan panah yang menyerpih tubuh dibiarkannya, dipeluknya badan sang Nabi seolah tak rela seujung bulu pun terpapas.

“Kalau ingin melihat syahid yang masih berjalan di muka bumi”, begitu Sang Nabi bersabda, “Lihatlah pada Thalhah”. Dan Thalhah, yang jalannya terpincang, yang jarinya tak utuh, yang tubuhnya berlumur luka tersenyum malu dan menitikkan air mata. Terlihatlah di pipinya bening luh itu, mengalir di atas darah yang mengering merah.

Tetapi tiap pahlawan punya kisahnya sendiri. Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 5, 2012 inci Cinta, Kutipan Boleh Juga

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,